TarianSulawesi Tenggara Lengkap Beserta Gambar & Penjelasannya, seperti Tari Dinggu, Lumense, Moida-Ida, Gelangi Lariangi Mowindahako, Malulo, Umoara & Mangaru 10Tarian Tradisional Daerah Sulawesi Tenggara, Gambar dan Penjelasannya Oleh silontong Diposting pada Oktober 10, 2018 Tarian tradisional daerah Sulawesi Tenggara merupakan budaya Indonesia yang harus terus ada sampai kapan pun juga. Dari Sabang sampai Merauke, beraneka ragam seni tari yang dimiliki sebagai khazanah kekayaan budaya. Tarianadat tradisional daerah Sulawesi Tengah (Sulteng) dan gambar serta keterangan (penjelasannya) adalah informasi seputar budaya yang menjadi bagian dari negara Indonesia. Sama dengan tarian Sulawesi lainnya, tarian dari Sulawesi Tengah juga mempunyai ragam cerita. Dari mulai cerita rakyat, cerita perjodohan sampai cerita penyamnutan tamu dan BeberapaKumpulan Tarian Adat Daerah Sulawesi Selatan Ada banyak sekali tarian daerah ini. Pada kesempatan kali ini kami hanya sampaikan beberapa saja dahulu dan akan kami lakukan penambahan dikemudian hari. Selamat membaca! 1.Tari Adat Pa'gellu Ilustrasi (IndonesiaKaya) Pakaianadat Sulawesi Barat dari berbagai suku spt: Suku Mandar, Suku Toraja dll. mengandung makna yang dalam. Berikut ini gambar pakaian adat suku Mandar dan penjelasannya. atau tarian, para wanita di Toraja yang terlibat dalam kegiatan tersebut juga mengenakan baju Pokko dengan dipadukan beberapa macam aksesoris. Kain Tenun Khas Penampilantarian ini dalam acara hiburan bertujuan untuk menunjukkan kesenian khas dari Sulawesi Selatan. Para penari selain menggunakan pakaian yang menarik juga menggunakan berbagai aksesoris. Misalnya konde tusuk emas, gelang, anting dan kalung. Gambar Tari Kipas Pakarena 1 Dengan mengamati gambar peserta didik mampu menyebutkan tarian di daerah Sulawesi 2. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu membedakan setiap tarian daerah Sulawesi A. PENDAHULUAN ( alokasi waktu : 2 menit) 1. Memulai pembelajaran dengan memberikan salam dan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa ( Orientasi ) 2. Tariandari Sulawesi Tenggara ini merupakan tarian tradisional Suku Tolaki yang dilakukan secara massal baik pria atau wanita untuk acara pernikahan adat, panen raya dan perayaan adat lainnya. Dengan iringan alat musik tradisional dan lagu adat, para penari akan saling berpegangan tangan dan membentuk formasi lingkaran yang diwariskan turun temurun hingga sekarang. u63Ct9. Daftar Isi 1. Tari Kipas Pakarena 2. Tari Ma'badong 3. Tari Pattennung 4. Tari Manimbong 5. Tari Ma'randing 6. Tari Pa'gellu 7. Tari Pajoge 8. Tari Pakkuru Sumange 9. Tari Gandrang Bulo 10. Tari Paduppa Bosara 11. Tari Pa'bitte Passapu 12. Tari Sere Bissu Maggiri 13. Tari Salonreng 14. Tari Pa'pangngan Makassar - Ada banyak macam tarian daerah Sulawesi Selatan Sulsel. Tari-tarian tersebut menggambarkan ragam ciri khas baik dari segi sosial masyarakat, suku, budaya, agama, peribadatan, maupun Universitas Hadanuddin Unhas, Dr Firman Saleh mengatakan tarian daerah Sulawesi Selatan merupakan identitas yang sangat penting untuk dijaga. Tari menggambarkan karakter suatu suku atau yang berasal dari Sulawesi Selatan, menurutnya berbeda dari daerah lain. Memiliki gerakan yang lembut, terutama pada suku Bugis-Makassar. "Beda dengan tarian tradisional di daerah lain. Tarian itu mengikuti irama dari musiknya. Kalau kita lihat di Sulawesi Selatan khususnya Bugis-Makassar itu, bagaimanapun kerasnya musiknya gerakan tariannya tetap lembut. Karena begitulah karakter Bugis-Makassar. Bagaimana pun keadaan dia tetap tenang menghadapi situasi yang ada," jelasnya kepada detikSulsel, Selasa 12/4/2022.Berikut 14 tarian daerah Sulawesi Selatan yang dirangkum detikSulsel1. Tari Kipas PakarenaSalah satu tarian daerah Sulawesi Selatan adalah Tari Kipas Pakarena. Tarian ini sering ditampilkan untuk mempromosikan pariwisata daerah Sulawesi Pakarena bahkan menjadi salah satu ikon kebudayaan Sulawesi Selatan. Dilansir dari Peta Budaya Belajar Kemdikbud, pada masyarakat suku Makassar pada masa lampau, tarian Pakarena ini dipertunjukkan sebagai salah satu media pemujaan kepada para dewa. Keindahan serta keunikan gerak tari Pakarena ini kemudian lambat laun menjadi media ini biasanya dipentaskan oleh 4 penari dan diiringi dengan alat musik berupa gandrang dan puik-puik. Dari gerakan dalam tarian yang dipentaskan oleh 4 penari wanita tersebut memiliki beberapa filosofi yang menceritakan mengenai kisah dalam tarian ini merupakan gambaran dari perempuan Gowa yang setia dan patuh pada suami dan laki-laki. Terdapat makna tersendiri pada tiap pola gerakan. Contohnya seperti gerakan penari berputar searah jarum jam. Gerakan ini mencerminkan siklus kehidupan Tari Ma'badongmabadong di rambu solo toraja Foto Muhammad Taufiqqurrahman/detikTravelTarian daerah Sulawesi Selatan lainnya adalah Tari Ma'badong. Tarian ini merupakan tarian kedukaan dari suku ini menjadi bagian dari ritual Badong dalam pesta atau upacara Rambu Ma'badong adalah gerakan tarian yang dilakukan untuk menghibur keluarga jenazah. Tarian ini dapat dilakukan oleh keluarga jenazah, rekan, tetangga ataupun orang Badong atau pa'badong akan menggerakkan semua anggota tubuhnya. Mulai dari bahu maju-mundur hingga kedua lengan diayunkan serentak ke depan dan ke para peserta membawakan tarian ini dalam formasi melingkar. Para penari saling berpegangan dengan mengaitkan jari kelingkingnya. Pada umumnya pa'badong adalah pria dan wanita yang sudah setengah baya itu akan dipimpin oleh Ambe' Badong laki-laki dan Indo' Badong perempuan.Dikutip dari jurnal Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dengan judul "Ritual Ma'badong Suku Toraja di Desa Bolu Kecamatan Rantepao Kabupaten Toraja Utara" mengaitkan jari kelingking antara penari lainnya memiliki makna tersendiri. Yakni saling berpegangan pundak untuk menunjukkan rasa persatuan dalam merasakan duka terhadap keluarga jenazah yang Tari PattennungTari Pattennung merupakan tarian daerah Sulawesi Selatan yang berasal dari suku Bugis. Tarian ini menggambarkan kesabaran dan ketekunan wanita Bugis dalam penari Pattennung memakai baju bodo panjang, curak lakba, lipaq sabbe sarung, dan hiasan bangkara, ponto, danrante ma'bule, yang merupakan pakaian tradisional Sulawesi Selatan. Sementara properti yang digunakan yakni berupa sarung dalam bahasa Bugis diartikan sebagai orang yang menenun. Karena itu, Tari Pattennung ini mengisyaratkan kesabaran, ketekunan, dan ketelitian dalam proses dari Jurnal Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan yang berjudul "Tari Pattennung di Sulawesi Selatan", disebutkan bahwa Tari Pattennung ini merupakan tari kreasi yang umumnya ditampilkan pada momen suka cita seperti penjemputan tamu, acara pesta adat, ataupun dalam kegiatan perlombaan dan pementasannya, Tari Pattennung biasanya dilakukan oleh 6 orang penari atau dalam jumlah genap. Gerakan tari yang dilakukan secara berkelompok ini akan menyuguhkan seni yang indah dan selaras dengan Tari Pattennung, gerak gemulai bukan hanya berupa tarian semata melainkan di dalamnya mengandung nilai-nilai luhur. Mulai nilai ketekunan, kesabaran, nilai keindahan, kerja keras, dan Tari ManimbongTari Manimbong Foto Direktorat PariwisataTari Manimbong merupakan tarian yang berasal dari suku Toraja, Sulawesi Selatan. Masyarakat suku Toraja melakukan Tari Manimbong untuk merayakan suka cita atau sebagai ungkapan Tari Manimbong hanya ditampilkan pada upacara adat Rambu Tuka'. Biasanya tarian ini dipertunjukkan di acara adat seperti pernikahan atau peresmian rumah adat Tongkonan yang baru atau yang selesai ini juga dianggap sebagai suatu ibadah oleh masyarakat suku Toraja. Hal tersebut karena menurut kepercayaan suku Toraja, tarian ini merupakan doa-doa pengucap pementasannya, Tari Manimbong dilakukan oleh 20 hingga 30 orang yang semuanya merupakan penari pria. Tarian dilakukan saling beriringan dengan Tari Ma'dandan yang merupakan bentuk tarian pemuja dan ungkapan rasa syukur yang dilakukan oleh kaum wanita suku Tari Ma'randingTari Ma'randing adalah sebuah tarian yang dipersembahkan pada upacara kematian laki-laki bangsawan di Toraja. Tarian daerah Sulawesi Selatan ini juga masih berkaitan dengan upacara Rambu Solo. Namun, tarian ini biasanya dibawakan saat pemakaman besar untuk mereka yang berkasta lebih tinggi bangsawan.Dalam tarian ini para penari menggunakan pakaian perang dan senjata tradisional. Tari ini secara mendasar adalah sebuah tari partriotik atau tari dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, dijelaskan kata ma'randing berasal dari kata randing yang berarti "mulia ketika melewatkan". Tari ini menunjukkan kemampuan dalam memakai senjata tradisional Sulawesi Selatan dan menunjukkan keteguhan hati serta kekuatan seseorang yang meninggal selama Ma'randing dibawakan oleh beberapa orang yang setiap orangnya membawa perisai besar, pedang dan sejumlah objek menyimbolkan beberapa makna. Perisai yang dibuat dari kulit kerbau bulalang yang menyimbolkan kekayaan, karena hanya orang kaya yang memiliki kerbau sendiri. Pedang doke, la'bo' bulange, la'bo' pinai, la'bo' todolo menunjukkan kesiapa untuk perang, yang menyimbolkan Tari Pa'gelluTari Pa'gellu. Foto Dispar Toraja UtaraTari Pa'gellu merupakan salah satu tarian daerah Sulawesi Selatan. Tarian ini berasal dari suku Toraja yang berorientasi pada hiburan. Biasanya dibawakan untuk menyambut tamu, perkawinan, pesta rakyat, dan dari laman Dispar Toraja Utara, Pa'gellu atau Ma'gellu dalam bahasa setempat berarti menari-nari dengan riang gembira sambil tangan dan badan bergoyang dengan gemulai, meliuk-liuk Pa'gellu atau terkenal dengan sebutan Pa'gellu Pangala ini pertama kali diciptakan oleh Nek Datu Bua', yakni pada saat kembali dari medan peperangan yang kemudian dirayakan dengan menari penuh sukacita. Pada waktu itu belum ada alat musik gendang sehingga mereka menggunakan lesung sebagai pengiring tarian Pa'gellu tidak ada batasan jumlah penari dan baik perempuan maupun laki-laki dapat mengikuti tarian ini. Hingga kini tidak ada yang tahu pasti tahun diciptakannya tarian ini. 7. Tari PajogeTari Pajoge adalah tari tradisional yang berasal dari Bone, Sulawesi Selatan. Tarian ini konon awalnya merupakan hiburan bagi kalangan istana atau juga kediaman para penarinya adalah gadis yang berlatar belakang kalangan rakyat biasa. Tiap penari membawakan tarian seorang diri sambil menyanyi kemudian mencari pasangannya dari kalangan penonton. Nantinya sang gadis akan memberi daun sirih pada lelaki yang telah dipilihnya. Lelaki itu akan menari bersama sang dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, istilah Pajoge memiliki tiga makna sekaligus. Dari kata joge yang artinya sebuah tarian, kata pa' joge untuk menyebut penari, sekaligus sebagai sebuah penarinya, awalnya Tari Pajoge dibedakan menjadi dua yaitu Pajoge Makkunrai dan Pajoge Angkong. Pajoge Makkunrai dipentaskan oleh para gadis, sedangkan Pajoge Angkong dipentasan oleh penari waria. Dari keduanya, Pajoge Makkunrai lebih berkembang dan lebih banyak dipentaskan sampai saat pada Tari Pajoge Makkunrai diantaranya adalah gerakan tettong mabborong berkumpul, mappakaraja penghormatan, mappasompe pemberian hadiah, ballung, mappacanda bergembira, matteka menyeberang, massessere mengelilingi, majjulekkalebba melangkah lebar, mattappo menebar, maggaliomeliukkan badan, mappaleppa bertepuk tangan, dan massimang pamit.Gerakan utama yang menjadi perhatian penonton adalah gerakan ballung, di mana penari akan merebahkan badan mendekati penonton yang akan melakukan mappasompe. Gerakan ini akan dikawal oleh pangibing. Sebelumnya, pangibing membawa sekapur sirih dan menyodorkannya kepada penonton yang telah mengutarakan ketertarikannya pada penari Pajoge. 8. Tari Pakkuru SumangeTarian Pakkuru Sumange merupakan tari yang berasal dari Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Tari Pakkuru Sumange ini memiliki arti memanggil sukma untuk hidup damai, diberkahi, tenang, dan mendapatkan rezeki dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, nama Pakkuru Sumange berasal Bahasa Bugis yaitu Mappakkuru Sumange yang artinya sukma. Sehingga Pakkuru Sumange dapat diartikan sebagai tarian yang memanggil ini merupakan tari tradisional yang bersimbol tentang kehidupan, kedamaian, serta rezeki yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pakkuru Sumange biasanya dipertunjukkan untuk menyambut tamu dan meminta doa restu saat untuk menyelenggarakan suatu acara. Selain itu juga, tarian ini menyimbolkan lambang persahabatan dan Pakkuru Sumange ini memiliki ragam gerak yang sederhana. Secara keseluruhan, Tari Pakkuru Sumange ini memiliki gerakan lemah lembut dan gemulai dan memiliki makna setiap gerak, yang diiringi oleh musikserta lagu Ati Raja. Tarian ini bisa dikategorikan ke dalam jenis tarian wanita dan terdiri dari enam anggota Tari Gandrang BuloTari gandrang bulo ini adalah salah satu tarian yang berasal dari Sulawesi Selatan yang masih dilestarikan. Biasanya tarian dibawakan saat pesta dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, kata Gandrang bulo berasal dari dua kata, yaitu "gandrang" yang berarti tabuhan atau pukulan dan "bulo" yang berarti ini merupakan simbol keceriaan lantaran didalamnya diselipkan berbagai humor yang membuat para penontonnya tertawa, oleh karena itulah maka para penari yang membawakan tarian ini harus terlihat awalnya Ganrang Bulo sebenarnya sekadar tarian yang diiringi oleh gendang. Seiring waktu, tarian ini diiringi pula lagu-lagu jenaka, dialog-dialog humor namun sarat kritik dan ditambah gerak tubuh yang mengundang Tari Paduppa BosaraPaddupa Bosara merupakan tarian daerah Sulawesi Selatan, yang dibawakan untuk menyambut tamu kehormatan. Tarian ini menggambarkan bahwa orang Bugis senantiasa menghidangkan Bosara sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan saat kedatangan bosara sendiri merujuk kepada satu kesatuan utuh yang terbagi di dalam piring. Yang mana Piring tersebut di atasnya di beri alas berupa kain rajutan dari wol, kemudian di atasnya juga ditempatkan piring untuk tempat menyimpan kue dan tutup Tari Paddupa Bosara berasal dari bahasa bugis duppa yang artinya bertemu, menjemput atau berjumpa. Bosara sendiri merupakan piring dan tudung saji khas suku bugis-Makassar di Sulawesi Selatan, sebagaimana dikutip dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Paddupa Bosara ini adalah tari kebesaran Suku Bugis-Makassar. Pada masa lampau perempuan dianggap bahwa letak malunya atau siri' ada di bagian wajahnya. Tari Paddupa kemudian hadir untuk memberi makna bahwa kecantikan bukanlah hal utama dan yang terpenting, melainkan dari hati atau wirasa yang dipancarkan oleh si Tari Pa'bitte PassapuPa'bitte Passapu. Foto ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/pras/17Tarian daerah Sulawesi selanjutnya adalah Pa'bitte Passapu. Tarian ini berasal dari masyarakat adat Ammatoa Kajang, Kabupaten adat ini tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Disebutkan dari laman Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Kemdikbud RI, tarian ini berawal dari masyarakat etnis Makassar terdahulu, termasuk kaum bangsawan yang menggemari permainan sabung ekspresi keberanian seseorang bisa tampak dari sabung ayam. Maka dari itulah banyak anak raja dan pengawal istana terjun ke arena sabung ayam hanya untuk menunjukkan keberanian mereka, yang dibarengi dengan setelah Islam masuk di Kerajaan Gowa yang menjadi induk kerajaan Makassar secara perlahan menghilangkan budaya sabung ayam. Sabung ayam dianggap sebagai judi, juga penyiksaan terhadap pun mencari hal lain yang bisa diadu untuk menghibur diri sekaligus menyalurkan minat mereka. Sehingga terciptalah tarian Pa'bitte Passapu yang menyabung sapu tangan passapu.Pada tarian ini, sapu tangan dianggap sebagai ayam yang disabungkan. Trian Pa'bitte Passapu kini menjadi tarian untuk menjemput tamu adat atau acara pernikahan. Tarian ini diiringi nyanyian dan alat musik sembari menyabung sapu tangan atau pun ikat Tari Sere Bissu MaggiriTari Sere Bissu Maggiri merupakan tarian daerah sulawesi Selatan lainnya yang menjadi salah satu warisan budaya. Tarian ini berasal dari Kabupaten dari Warisan Budaya Tak Benda Kemdikbud RI, tarian ini diperkirakan sudah ada sejak zaman pemerintahan raja Bone Ke 1, yang bergelar To Manurungeng Ri ini beranggotakan 12 orang bissu dan memiliki tujuh ragam gerak. Setiap ragam geraknya mempunyai makna tertentu sesuai dengan pola dan ini juga biasa disebut sebagai tari memangil roh. Selain itu juga berfungsi sebagai sarana dalam pelaksanaan upacara adat yang bersifat magis dan religius, seperti pada upacara adat Mattompang Arajang, upacara pencucian benda-benda kerajaan, upacara adat perkawinan dan upacara kelahiran keluarga Sere Bissu Maggiri adalah sebuah tarian yang dipertunjukkan oleh seorang bissu, oleh karenanya tarian ini dikenal pula dengan nama tari mabbissu. Maggiri sendiri berarti menusuk-nusukkan keris ke tubuh bissu, terutama ke daerah-daerah yang vital seperti leher, perut, dan pergelangan bissu yang melakukan pertunjukan tarian ini dianggap kemasukan roh dan mendapat kemampuan kebal pada senjata Tari SalonrengTarian daerah Sulawesi Selatan selanjutnya adalah Tari Salonreng. Tarian ini berasal dari suku Makassar. Tari Salonreng dapat dijumpai di berbagai daerah yang didiami oleh etnik atau suku Makassar, salah satunya Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, dan atau riwayat Tari Salonreng hanya diketahui lewat cerita leluhur yang bersifat mitos. Dilansir dari Kimomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, berdasarkan mitos yang diyakini masyarakat suku Makassar, kata Salonreng berasal dari kata "sa" berarti pelaku gerak orang yang bergerak dan lonre ma'lonre-lonre yang artinya Salonreng dapat berarti tari yang dilakukan secara berkelompok. Sementara itu, pengertian Salonreng yang lain berasal dari kata Salonreng berarti selendang. Hal ini diperkuat dengan pemakaian selendang sebagai properti atau perlengkapan khas yang dipakai oleh para penari Salonreng dipercaya berasal dari sebuah mitos dari zaman kerajaan Gowa abad XVII. Pada masa itu, masyarakatnya masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Tari ini merupakan tari pemujaan kepada Batara dewa penguasa bumi dan langit, serta pemujaan pada arwah Tari Salonreng biasanya adalah wanita dewasa. Namun, ada pula yang dipentaskan oleh gadis remaja. Gerakan Tari Salonreng sederhana dengan menggunakan properti selendang, dan mengenakan baju bodo dan sarung sutera. Iringan Tari Salonreng adalah gendang, serunai dan Tari Pa'pangnganTari Pa'pangngan adalah tarian yang berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan. Tarian ini dilakukan oleh gadis-gadis cantik memakai baju hitam atau gelap dan menggunakan ornamen khas Toraja seperti laman Kimomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, kata panggan berarti sirih. Penawaran sirih ini menunjukkan nilai menegaskan bahwa para tamu telah diterima dan dianggap sebagai bagian dari masyarakat ini secara simbolis diungkapkan oleh masing-masing penari memegang sirih pangngan yang ditempatkan dalam kantong di depan mereka. Kantong tersebut dikenakan oleh wanita lansia kebanyakan di desa-desa dan mengandung bahan untuk sirih mengunyah sirih pinang campuran. Simak Video "Adu Luwes Menari Tradisional, Jakarta" [GambasVideo 20detik] asm/hmw Tarian tradisional daerah Sulawesi Tenggara merupakan budaya Indonesia yang harus terus ada sampai kapan pun juga. Dari Sabang sampai Merauke, beraneka ragam seni tari yang dimiliki sebagai khazanah kekayaan budaya. Tari dari daerah Sulawesi Tenggara lebih banyak dari tarian daerah Sulawesi Barat, selisih sebanyak dua tari. Meski begitu jumlah banyak tidak menentukan seberapa kepedulian daerah menjaga budayanya. Kerjasama pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kelestarian tarian adalah hal yang sangat penting sifatnya. Sama seperti tarian daerah lainnya, tari tradisional Sulawesi Tenggara mempunyai alur cerita juga. Mulai dari cerita perang, menyambut tamu sampai merayakan hari – hari tertentu. Suatu pesan tidak akan lebih menarik jika disampaikan melalui seni. Dan tari adalah media sebagai penyampai pesan tersbeut. Adat atau kebiasaan dalam tarian Sulawesi Tenggara masih ada yang tetap dilakukan masyarakat lokal, namun ada juga tarian yang pelahan mulai ditinggalkan masyarakat. Mungkin fungsi tari yang tidak sesuai lagi. Contohnya, ada tarian yang dahulu hanya dipentaskan untuk keluarga raja saja. Sehingga sifat tarian tidak pantas ditampilkan untuk masyarakat umum. Pada unsur – unsur tari dari dahulu sampai sekarang terjadi perubahan. Ada yang dulu dengan busana sekedarnya, kini harus dengan busana yang standart modern. Begitu juga dengan model panggung dan pencahayaan serta jumlah para penari. Untuk kedepan, kita sangat berharap, tarian daerah yang berasal dari Kendari ibu kota Sulawesi Tenggara terus mendapat perhatian pemerintah pusat dan daerah sehingga bisa menjadi salah satu destinasi wisata objek wisata alternatif bagi para wisatawan asing atau dalam negeri. Baca Tarian Daerah Bali Baiklah, langsuang saja kita bahas satu persatu mengenau tarian tradisional daerah Sulawesi Tenggara. Berikut informasinya. 1. Tari Mangaru2. Tari Malulo3. Tari Umoara4. Tari Mowindahako5. Tari Galangi6. Tari Lariangi7. Tari Lumense8. Tari Moida-ida9. Tari Balumpa10. Tari DingguSebarkan iniPosting terkait 1. Tari Mangaru Tari Mangaru via Youtube Tari Mangaru merupakan tarian tradisional yang berasal dari daerah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Desa Konde Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara. Cerita yang terkandung pada Tari Mangaru yaitu menggambarkan keberanian laki-laki pada zaman dahulu dalam medan peperangan. Singkatnya, tari ini bercerita tentang dua orang laki-laki di medan peperangan. Para penari memperagakan gerakan-gerakan yang memperlihatkan bagaimana kedua laki-laki yang saling beradu kekuatan dengan menggunakan sebilah keris yang dipegang. Seperti tarian lain, Tari Mangaru juga diiringi oleh alat musik tradisional Sulawesi Tenggara yaitu kansi-kansi, Mbololo gong dan dua buah Gendang yang terbuat dari kulit binatang. Pada umumnya, Tari Mangaru dipertunjukan dalam berbagai upacara dan acara-acara yang melibatkan banyak orang. Saat – saat masyarakat setempat berkumpul ketika ada acara khitanan atau sedang merayakan pesta panen padi. 2. Tari Malulo Tari Malulo via Wikipedia Tari Malulo termasuk kedalam golongan tarian yang berasal dari Sulawesi Tenggara yang disebut tari Lula atau Malulo. Konon, tarian ini awalnya merupakan tarian sakral dan penuh filosofis. Namun dengan seiring berjalannya waktu, berubah menjadi tarian pergaulan atau tarian rakyat. Pertunjukkan tarian ini sekarang biasa dilakukan secara spontan pada setiap acara baik itu acara pesta ataupun acara-acara yang dilaksanakan oleh instansi-instansi atau organisasi. Kesenian Tari Malulo digemari oleh suku bangsa Tolaki dan dipentaskan pada waktu-waktu tertentu. Ketika usai panen atau bila terjangkit suatu wabah penyakit menular tarian ini selalu ditampilkan. Bunyi-bunyian yang disebut Ore-Ore terbaut dari bambu selalu mengiringi tari Malulo. Uniknya, Tari Malulo ini popular di kalangan anak muda karena tarian ini adalah tarian pergaulan. Tarian tradisional ini ditarikan secara beramai-ramai dan berpasang-pasangan. Dimulai oleh sepasang penari yang turun ke dalam gelanggang tari dan diikuti oleh pasangan-pasangan lain menjadi perbedaan dengan tarian lainnya. Baca Rumah Adat Sulawesi Tenggara 3. Tari Umoara Tari Umoara via warisanbudaya Tari Umoara adalah tarian tradisional dari daerah Sulawesi Tenggara. Muatan ceita tari Umoara adalah cerita perang yang ditarikan untuk menyambut tamu agung pada saat perkawinan para bangsawan dan mengantar jenazah bangsawan. Selain itu, tarian ini juga dipertunjukkan dalam upacara pelantikan seorang raja. Pesan penting yang bisa diambil dari tarian ini yaitu mempertontonkan ketangkasan, kewaspadaan dalam menyerang musuh dengan senjata perang, dan membela diri dalam pertempuran demi harga diri. 4. Tari Mowindahako Tari Mowindahako via WordPress Tari Mowindahako tarian adat tradisional daerah Sulawesi Tenggara. Bersifat ekslusif, tarian ini dilaksanakan hanya bagi bangsawan atau anakia. Yaitu dilaksanakan apabila suatu pinangan mereka sudah diterima. Hal ini dilakukan sebagai wujud rasa senang maka diadakan tarian Mowindahako atau yang dikenal dengan nama lain yaitu tarian membesara. Ada yang menyatakan bahwa tarian ini mirip dengan kegiatan pada saat upacara adat perkawinan. Seperti menggunakan kalo, siwole dan menirukan model percakapan antara juru bicara laki-laki dan wanita. 5. Tari Galangi Tari Galangi via Berikut ini idalah Tari Galangi yang termasuk sebagai tarian tradisional dari daerah Kepulauan Buton Raya Provinsi Sulawesi Tenggara. Tarian ini populer dengan sebutan yang kental dengan nuansa tarian Perang dalam Kerajaan Kesultanan Buton. Tari Galangi merupakan ungkapan dan spontanitas gerakan dalam bentuk tari yang mewujudkan bagaimana penggunaan gala dalam menghadapi atau melawan serangan musuh. Pada waktu damai tarian ini merupakan kelengkapan kebesaran, keagungan serta kemulian Sultan. Tari ini dimainkan untuk mengiringi Sultan pada saat keluar istana dalam suatu tugas atau menyambut dan mengantar tamu Kesultanan. Ada sebelas kelompok pada Tarian Galangi ini terdiri dan tiap kelompok terdiri dari tujuh orang. Berdasarkan sejarahnya, kelompok – kelompok tersebut bertugas untuk mempertahankan Kerajaan/ Kesultanan bila ada serangan dari musuh. Akan tetapi jika dalam keadaan aman, masing-masing kelompok mempunyai tugas yang berbeda-beda dan diceritakan juga dalam pertunjukan tari. Baca Tarian Daerah Kalimantan Tengah 6. Tari Lariangi Tari Lariangi via Kompas Termasuk kedalam tarian daerah Sulawesi Tenggarah, Tari Lariangi merupakan tarian yang dipertunjukkan sebagai tari pembukaan suatu acara pesta pertemuan sebagai penghormatan terhadap tamu yang hadir. Dalam berbagai kegiatan, selalu ada apresiasi terhadap tamu yang datang, baik tamu dari dalam negeri atau luar negeri. Pada masa lalu, istilah luar negeri belum begitu populer. Biasanya memakai istilah luar kerajaan. Pada pementasannya, tarian ini ditarikan oleh para penari wanita dan satu laki-laki. Tidak sembarang orang bisa menarikannya, karena tarian ini biasanya dilakukan oleh para gadis keturunan bangsawan. Tidak tahu pasti apakah dengan berlalunya sang waktu ada perubahan pada pemeran tari ini. 7. Tari Lumense Tari Lumense via Termasuk golongan tarian dari daerah Sulawesi Tenggara, tepatnya tarian ini berasal dari Kecamatan Kabaena, Kabupaten Bombana. Arti dari tarian ini adalah pemujaan kepada sang Dewa. Tarian ini dipersembahkan pada upacara penyambutan tamu pesta-pesta rakyat di Kabupaten Bombana. Kata Lumense sendiri berasal dari kata Lume dalam bahasa daerah yang berarti “terbang” dan mense yang berarti “tinggi”, sehingga jika diartikan Lumense memiliki arti Terbang Tinggi. Selain itu, tarian ini pada zaman dahulu dilakukan pada ritual pe-olia, yaitu ritual penyembahan roh halus yang disebut kowonuano dengan cara menyajikan beraneka jenis makanan. Konon, ritual ini bertujuan agar kowonuoano berkenan mengusir bencana alam dan marabahaya yang akan terjadi. Tidak tahu sekarang, tetapi tarian ini sering ditampilkan pada masa pemerintahan kesultanan Buton. 8. Tari Moida-ida Tari Moida-ida adalah tarian daerah yang berasal dari daerah Sulawesi Tenggara. Tarian ini diiringi dengan nyanyian dan alat musik tradisional, sementara sekelompok orang berkumpul membentuk lingkaran dan masing-masing berpegangan pada seutas tali sehingga membentuk cincin. Penampakan cincin sangat jelas dilihat oleh penonton jika dari atas. Tidak tahu pasti apa maksud dari cerita cincin pada tarian ini. Mungkin maksudnya adalah seorang pria yang hendak melamar wanita dengan mahar cincin. Jika pembaca mempunyai informasi lebih mengenai tari Moida-ida ini, silahkan tulis di kolom komentar ya. 9. Tari Balumpa Tari Balumpa via Tari Balumpa juga merupakan tarian tradisional rakyat Buton dan Wakatobi Binongko, Sulawesi Tenggara. Fungsi tari ini bertujuan untuk mengucapkan selamat datang kepada tamu agung. Selain itu, Tari Balumpa merupakan tarian yang mencerminkan kegembiraan masyarakat nelayan Buton dan Wakatobi Binongko dalam menghadapi terjangan ombak demi menghidupi keluarga. Jumlah orang dalam memainkan tarian ini biasanya dimainkan oleh enam sampai delapan penari laki-laki dan perempuan secara berpasangan. Namun tarian ini juga dapat dilakukan oleh penari pasangan perempuan saja. Penari Balumpa mengenakan busana adat Wakatobi dengan iringan musik gambus dan gendang serta iringan suara dendang biduan Balumpa. 10. Tari Dinggu Tari Dinggu via Tari Dinggu adalah tarian adat tradisional dari daerah Sulawesi Tenggara yang merupakan tarian tradisional rakyat yang menggambarkan sifat kegotongroyongan masyarakat Tolaki. Gotong royong dilakukan masyarakat ketika saat musim panen padi tiba. Pada umumnya, tarian ini biasanya ditampilkan oleh penari laki-laki dan wanita dengan mengenakan busana petani pada zaman dahulu. Sejarah menyatakan bahwa tarian ini berawal dari kebiasaan masyarakat Tolaki yang melakukan panen padi dengan cara bergotong-royong, mulai dari memetik padi hingga membawa hasil panenan padi sampai di rumah. Setelah panen selesai dan terkumpul semua, diadakan sebuah acara modinggu, yaitu bersama-sama menumbuk padi hasil panen yang dilakukan oleh muda-mudi. Baca Tari Sajojo Demikian informasi mengenai tarian tradisional daerah Sulawesi Tenggara kami sampaikan. Semoga memberikan manfaat kepada pembaca yang mencintai budaya Indonesia. Jika ada kesalahan dalam penulisan, silahkan kritik kami melalui laman komentar. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.

gambar tari dari sulawesi