TafsirSurah An-Nur Ayat 35 (1) Redaksi. 31/08/2021. Tafsir Surah An-Nur. Tafsir Surah An-Nur Ayat 35 bagian satu ini berbicara mengenai anugerah Allah berupa cahaya baik yang ada di langit maupun bumi. Akibat dari adanya cahaya tersebut segala sesuatu yang ada berjalan sebagaimana mestinya. Baca sebelumnya: Tafsir Surah An-Nur Ayat 34.
TafsirJalalayn, 21/Al-Anbiya-35: (Tiap-tiap yang berjiwa itu akan merasakan mati) di dunia (dan Kami akan menguji kalian) mencoba kalian (dengan keburukan dan kebaikan) seperti miskin, kaya, sakit Al-Anbiya-35, Surah Nabi-Nabi Ayat-35 / Noble Qur'an (Membaca Al Quran di Indonesia, Dengar Quran)
Allah(Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di
TerjemahSurat An Nur Ayat 41-45. 41. [1] Tidaklah engkau (Muhammad) tahu bahwa kepada Allah-lah bertasbih apa yang ada di langit dan di bumi [2], dan juga burung yang mengembangkan sayapnya. Masing-masing sungguh telah mengetahui (cara) shalat dan tasbihnya [3]. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan [4].
SuratAl-Anbiya ayat 35: Seperti kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat. Yakni agar Kami melihat apakah kamu bersabar dan bersyukur atau tidak. Untuk diberikan balasan. Syaikh As Sa'diy berkata, "Ayat ini menunjukkan batilnya perkataan orang yang mengatakan bahwa Khadhir itu kekal, dan bahwa ia hidup kekal di dunia.
Kandungan Surah An-Nur Ayat 35 ini, menerangkan bahwa Allah adalah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi dan semua yang ada pada keduanya. Dengan cahaya itu segala sesuatu berjalan dengan tertib dan teratur, tak ada yang menyimpang dari jalan yang telah ditentukan baginya, ibarat orang yang berjalan di tengah malam yang gelap gulita dan di tangannya ada sebuah lampu yang
Fussilat35, Surah Yang dijelaskan Ayat-35 / Noble Qur'an (Membaca Al Quran di Indonesia, Dengar Quran) (membalas kejelekan dengan kebaikan) hanya diberikan kepada orang yang mempunyai sifat sabar dan orang yang mempunyai banyak kebaikan dan kesempurnaan jiwa. 24-Surah An-Nur (Cahaya) 25-Surah Al-Furqan (Pembeda) 26-Surah Asy-Syu'ara
KELEBIHANMEMBACA AYAT KURSI. Sudah tentu ramai daripada kita yang telahpun menghafal ayat ke-255 dari Surah Al-Baqarah ini. Tahukah anda, membaca ayat al-Kursi mempunyai kelebihannya yang tersendiri. 35 am. 1 Shares. Kedudukan Makmum & Imam Ketika Solat Berjemaah Di Rumah (JAKIM) by badra July 14, 2022, 9:24 am. 24 Shares.
TipsRuqyah dengan Surat An Nur ayat 35 - Ustadz Adam Amrullah
TerjemahSurat An Nur Ayat 32-34. 32. Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang [1] di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) [2] dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya [3].
Redaksi 31/08/2021. Tafsir Surah An-Nur. Tafsir Surah An-Nur Ayat 35 berbicara mengenai orang-orang yang dianugerahi cahaya, yakni cahaya Ilahi (Nur Ilahi). Salah satu tanda orang yang telah dianugrahi cahaya Ilahi adalah mereka yang selalu berzikir kepada Allah SWT. Baca sebelumnya: Tafsir Surah An-Nur Ayat 35 (1)
AlMujadalah ayat 10 8 ibrahim ayat 7 9 Contoh petunjuk bagi orang beriman 10 Hukum tajwidnya surat alhujurat ayat 35 11 ali imran 12 Hadis+riwayat+muslim:1635 13 Ibrahim 7 14 Qur'an+Surat+almaidah+ayat+148 15 Obat asy syifa 16 Al baqarah Hasil pencarian tentang Surah+an-nur+ayat+35+dan+rumi. ini yakni ayat 90 surah An-Nahl, adalah ayat
SurahAn-Nur (Arab: النّور) adalah surah ke-24 dari Alquran. Surah ini terdiri atas 64 ayat, dan termasuk golongan surah Madaniyah. Dinamai An-Nur yang berarti Cahaya yang diambil dari kata An-Nur yang terdapat pada ayat ke 35. Dalam ayat ini, Allah ﷻ menjelaskan tentang Nur Ilahi, yakni Alquran yang mengandung petunjuk-petunjuk.
TP0L. Surat An-Nur artinya adalah “cahaya”. Surat ini terdiri atas 64 ayat dan termasuk dalam golongan surat Madaniyyah. Ia dinamai surat An-Nur, diambil dari lafadz an-nur yang terdapat dalam ayat ke 35. Dalam ayat itu Allah menjelaskan tentang nur ilahi, yaitu Al-Qur’an yang mengandung petunjuk-petunjuk Allah yang menjadi cahaya yang menerangi alam semesta. Dalam Surat An-Nur sebagian besar menjelaskan tentang petunjuk yang berkaitan dengan soal kemasyarakatan dan rumah Kandungan Surat An-NurAdapun pokok kandungan Surat An-Nur adalah sebagai berikutMembahas tentang kesaksian lidah dan anggota tubuh atas segala perbuatan pada hari kiamat;Menjelaskan bahwa iman menjadi dasar diterimanya suatu amal ibadah;Menjelaskan bahwa Allah adalah penguasa langit dan bumi;Menceritakan kisah tentang berita bohong terhadap Ummul Mu’minin Aisyah;Fadhilah dan Khasiat Surat An-NurAdapun keutamaan dan manfaat Surat An-Nur adalah sebagai berikutPertama, termasuk Al-Matsani untuk Rasulullah, sebagai pengganti orang yang membacanya akan memperoleh sepuluh kebaikan sejumlah orang mukmin laki-laki dan Saw. pernah bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat ini, maka ia memperoleh sepuluh kebaikan sejumlah semua orang mukmin laki-laki dan perempuan.”Ketiga, sebagai pelindung harta dan Abdullah berkata, “Lindungilah harta dan kemaluan kalian dengan membaca Surat An-Nur, dan lindungilah wanita kalian dengannya pula. Karena sesungguhnya barangsiapa yang membacanya Surat An-Nur secara istiqamah setiap hari atau setiap malam, maka ia tidak akan melihat keburukan pada ahli keluarganya hingga ia meninggal. Lalu ketika ia meninggal, maka seribu malaikat akan mengikutinya. Mereka berdoa dan memohon ampunan kepada Allah untuknya, hingga ia dimasukkan ke dalam kuburannya.” Tsawabul A’mal 138Keempat, obat segala disampaikan di muka, bahwa ketika seseorang menderita suatu penyakit, selain berusaha dengan pengobatan medis, maka hendaklah ia juga membaca ayat-ayat Al-Qur’an, karena ia juga sebagai obat segala penyakit. Adapun salah satunya adalah Surat An-Nur ayat 16-18. Berikut bacaan ayatnyaوَلَوْلَآ إِذْ سَمِعْتُمُوهُ قُلْتُم مَّا يَكُونُ لَنَآ أَن نَّتَكَلَّمَ بِهَٰذَا سُبْحَٰنَكَ هَٰذَا بُهْتَٰنٌ عَظِيمٌ يَعِظُكُمُ ٱللَّهُ أَن تَعُودُوا۟ لِمِثْلِهِۦٓ أَبَدًا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَوَيُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلْءَايَٰتِ ۚ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ“Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha Suci Engkau Ya Tuhan kami, ini adalah dusta yang besar. Allah memperingatkan kamu agar jangan kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” QS. An-Nur ayat 16-18Kelima, doa agar terhindar dari melakukan perbuatan yaitu dengan membaca Surat An-Nur ayat 33-34 setiap selesai mendirikan shalat fardhu. Bacaannya yaituوَلْيَسْتَعْفِفِ ٱلَّذِينَ لَا يَجِدُونَ نِكَاحًا حَتَّىٰ يُغْنِيَهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ ۗ وَٱلَّذِينَ يَبْتَغُونَ ٱلْكِتَٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ فَكَاتِبُوهُمْ إِنْ عَلِمْتُمْ فِيهِمْ خَيْرًا ۖ وَءَاتُوهُم مِّن مَّالِ ٱللَّهِ ٱلَّذِىٓ ءَاتَىٰكُمْ ۚ وَلَا تُكْرِهُوا۟ فَتَيَٰتِكُمْ عَلَى ٱلْبِغَآءِ إِنْ أَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوا۟ عَرَضَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۚ وَمَن يُكْرِههُّنَّ فَإِنَّ ٱللَّهَ مِنۢ بَعْدِ إِكْرَٰهِهِنَّ غَفُورٌ رَّحِيمٌوَلَقَدْ أَنزَلْنَآ إِلَيْكُمْ ءَايَٰتٍ مُّبَيِّنَٰتٍ وَمَثَلًا مِّنَ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُمْ وَمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِينَ“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian dirinya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan budak-budak yang kamu miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada mereka sesudah mereka dipaksa itu.” QS. An-Nur ayat 33“Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” Surat An-Nur ayat 34Keenam, mahabbah, rezeki berkah, dan hajat lainnya dikabulkan oleh AllahSurat An-Nur ayat 35 termasuk ayat serba guna, karena dapat menjadi doa atau wasilah berbagai macam hajat keperluan. Di antaranya yaitu agar dicintai banyak orang, agar memperoleh rezeki yang berkah, dan berbagai macam keperluannya. Adapun bacaannya ayatnya yaituٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشْكَوٰةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ ٱلْمِصْبَاحُ فِى زُجَاجَةٍ ۖ ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّىٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىٓءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَٰلَ لِلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ“Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” QS. An-Nur ayat 35Ketujuh, doa agar terselamat dari perbuatan zalim dan serangan binatang yang ingin terhindar dari berbuat zalim dan kezaliman seseorang, serta terhindar dari binatang buas, maka hendaknya ia membaca Surat An-Nur ayat 40. Berikut bacaan ayatnyaأَوْ كَظُلُمَٰتٍ فِى بَحْرٍ لُّجِّىٍّ يَغْشَىٰهُ مَوْجٌ مِّن فَوْقِهِۦ مَوْجٌ مِّن فَوْقِهِۦ سَحَابٌ ۚ ظُلُمَٰتٌۢ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَآ أَخْرَجَ يَدَهُۥ لَمْ يَكَدْ يَرَىٰهَا ۗ وَمَن لَّمْ يَجْعَلِ ٱللَّهُ لَهُۥ نُورًا فَمَا لَهُۥ مِن نُّورٍ"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak pula, di atasnya lagi awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, dan barangsiapa yang tiada diberi cahaya petunjuk oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun." QS. An-Nur 40
Setiap surah dalam Alquran memiliki keistimewaan dan keutaman. Bagi setiap orang yang mau mempelajari Alquran dengan sungguh-sungguh tentu akan memperoleh keberkahan dan menemukan petunjuk-petunjuk dalam menjalani kehidupan. Di antara surah yang sangat istimewa dalam Alquran adalah surah an-Nur. Surah ini merupakan surah ke-24 dalam Alquran atau juz ke-18 dan memiliki 64 ayat. Surah an-Nur masuk pada klasifikasi surat Madaniyah karena surat ini diturunkan Allah ketika Rasulullah telah berhijrah dari Mekkah ke Yastrib atau Madinah. Pendiri Quantum Akhyar Institut, Ustaz Adi Hidayat, menjelaskan, dari penamaan surah saja, yakni an-Nur, sudah menunjukkan keistimewaan surah tersebut. Secara harfiah an-Nur berarti cahaya. Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, nama surah an-Nur menunjukkan bahwa seluruh ayat yang terkandung dalam surah itu merupakan cahaya yang merupakan petunjuk dari Allah kepada hamba-Nya agar selamat dalam menjalani kehidupan. "Allah ingin memberikan kesan bahwa surat ini spesial, karena di seluruh suratnya, ayatnya mengandung cahaya, pedoman-pedoman yang kalau kita pelajari, kita amalkan, Allah akan memberikan cahaya dalam kehidupan kita, yang membuat kita bersinar di hadapan Allah," kata Ustaz Adi Hidayat dalam kajian daringnya. Surah an-Nur memuat banyak pedomaan syariat. Ini sekaligus karakteristik dari surah Madaniyah. Berkaitan dengan itu dalam awal surah an-Nur, yakni pada ayat satu, Allah menjelaskan bahwa surah an-Nur diturunkan menjelaskan hukum-hukum Allah bagi umat manusia. "Inilah suatu surah yang Kami turunkan dan Kami wajibkan menjalankan hukum-hukum-Nya, dan Kami turunkan di dalamnya tanda-tanda kebesaran Allah yang jelas, agar kamu ingat." Alquran surah an-Nur ayat 1. Ustaz Adi Hidayat menjelaskan dalam permulaan surah an-Nur, Allah langsung memberikan peringatan kepada hamba yang membaca surat tersebut agar fokus dengan menaruh perhatian yang sempurna agar mendapatkan cahaya atau petunjuk Allah. Dalam ayat pertama itu terdapat kata wa faradhnaha yang berarti kami wajibkan menjalankan hukum-hukum yang ada di dalamnya. Salah satu ahli tafsir dari kalangan tabiin, yakni Mujahid bin Jabar dan Qatadah menjelaskan bahwa makna dari lafaz wa faradhnaha dalam surat itu, yakni bahwa Allah dalam surat itu menerangkan perkara yang halal, haram, perintah, larangan dan batasan-batasan bagi manusia. Begitu pun keterangan Imam Bukhari yang mengatakan faradhnaha memiliki arti Allah mewajibkan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya bagi manusia baik pada masa saat ayat itu diturunkan yakni masa sahabat maupun sesudahnya hingga hari akhir. Ustaz Adi Hidayat mengatakan, dengan mematuhi apa yang dijelaskan pada ayat-ayat dalam surah an-Nur, seseorang akan memperoleh cahaya atau petunjuk dalam kehidupannya sehingga selamat. "Jadi, keistimewaan surah an-Nur ini bukan sekadar menerangkan ini halal dan haram, tetapi menerangkan dengan sejelas-jelasnya, sejernih-jernihnya sehingga tidak ada celah bagi kita untuk mengelak dari semua. Supaya lebih ingat dan dekat dengan Allah," ujar Ustaz Adi Hidayat. Pada ayat pertama itu juga terdapat kata tadzakarun tepatnya pada posisi akhir ayat pertama. Ustaz Adi Hidayat mengatakannya dengan kata tadzakarun menginformasikan dengan sangat jelas bahwa dengan membaca, memahami, dan mengamalkan apa yang telah Allah firmankan dalam surah an-Nur akan menjadi senantiasa terhubung mengingat Allah. "Dengan kata tadzakarun menunjukkan rahmat Allah, bermakna cara cepat terhubung dengan Allah. Sehingga, berada dalam pantauan rahmatnya, bersinar dalam setiap tindakan, mendapatkan cahaya-Nya," katanya. Namun, apakah setiap orang yang membaca surah an-Nur sudah pasti akan mendapatkan cahaya? Ustaz Adi Hidayat mengatakan pada ayat pertama surah an-Nur itu juga terdapat kata la'alakum yang merupakan kata untuk menunjukkan makna sesuatu yang akan diraih tak mungkin tercapai dengan kesungguhan. Karena itu, menurut dia, tidak semua orang yang mengaji atau membaca surah an-Nur mendapatkan cahaya sebagaimana dijadikan nama pada surat itu. Menurut dia, hanya orang-orang yang mau bersungguh-sungguh membaca, memahami, dan mengamalkan surah an-Nur yang akan memperoleh cahaya sehingga selamat dalam menjalankan hidup. Karena itu, kata dia, agar semua bisa diraih, terlebih dulu harus menancapkan kesungguhan dalam hati untuk menggali kandungan dalam surah an-Nur dan bersungguh-sungguh untuk mengamalkannya. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Allah adalah pemberi cahaya, karenanya Dia menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi cahaya bagi kehidupan manusia. Allah adalah pemberi cahaya pada langit dan bumi, baik cahaya material yang kasat mata maupun cahaya immaterial seperti keimanan, pengetahuan, dan lainnya. Perumpamaan kecerlangan cahaya-Nya yang menerangi hati orang-orang mukmin seperti sebuah lubang yang tidak tembus sehingga tidak diterpa angin yang dapat memadamkan cahaya, dan membantu mengumpulkan cahaya lalu memantulkannya; yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun, yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, sehingga pohon itu selalu mendapat sinar matahari sepanjang hari. Kejernihan minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya, berlapis-lapis; pelita adalah cahaya, demikian pula kaca dan minyak yang begitu jernih, sehingga sempurnalah sinarnya. Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, yaitu siapa saja yang mengikuti petunjuk Al-Qur’an, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia agar mereka mudah memahami kandungannya dan mengambil pela-jaran darinya hingga akhirnya mau beriman. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu; tidak ada sedikit pun yang tersembunyi ini menerangkan bahwa Allah adalah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi dan semua yang ada pada keduanya. Dengan cahaya itu segala sesuatu berjalan dengan tertib dan teratur, tak ada yang menyimpang dari jalan yang telah ditentukan baginya, ibarat orang yang berjalan di tengah malam yang gelap gulita dan di tangannya ada sebuah lampu yang terang benderang yang menerangi apa yang ada di sekitarnya. Tentu dia akan aman dalam perjalanannya tidak akan tersesat atau terperosok ke jurang yang dalam, walau bagaimana pun banyak liku-liku yang dilaluinya. Berbeda dengan orang yang tidak mempunyai lampu, tentu akan banyak menemui kesulitan. Meraba-raba kesana kemari berjalan tertegun-tegun karena tidak tahu arah, maka pastilah orang ini akan tersesat atau mendapat kecelakaan karena tidak melihat alam sekitarnya. Amat besarlah faedahnya cahaya yang diberikan Allah kepada alam semesta ini. Cahaya yang dikaruniakan Allah itu bukan sembarang cahaya. Ia adalah cahaya yang istimewa yang tidak ada bandingannya, karena cahaya itu bukan saja menerangi alam lahiriah, tetapi menerangi batiniah. Allah memberikan perumpamaan bagi cahaya-Nya dengan sesuatu yang dapat dilihat dan dirasakan oleh manusia pada waktu diturunkannya ayat ini, yaitu dengan cahaya lampu yang dianggap pada masa itu merupakan cahaya yang paling cemerlang. Mungkin bagi kita sekarang ini cahaya lampu itu kurang artinya bila dibandingkan dengan cahaya lampu listrik seribu watt apalagi cahaya yang dapat menembus lapisan-lapisan yang ada di depannya. Sebenarnya cahaya yang menjadi sumber kekuatan bagi alam semesta tidak dapat diserupakan dengan cahaya apa pun yang dapat ditemukan manusia seperti cahaya laser umpamanya. Allah memberikan perumpamaan bagi cahaya-Nya dengan cahaya sebuah lampu yang terletak pada suatu tempat di dinding rumah yang sengaja dibuat untuk meletakkan lampu sehingga cahayanya amat terang sekali, berlainan dengan lampu yang diletakkan di tengah rumah, maka cahayanya akan berkurang karena luasnya ruangan yang menyerap cahayanya. Sumbu lampu itu berada dalam kaca yang bersih dan jernih. Kaca itu sendiri sudah cemerlang seperti kristal. Minyaknya diperas dari buah zaitun yang ditanam di atas bukit, selalu disinari cahaya matahari pagi dan petang. Maka pada ayat ini diibaratkan dengan tumbuh-tumbuhan yang tidak tumbuh di timur dan tidak pula di barat, karena kalau pohon itu tumbuh di sebelah timur, mungkin pada sorenya tidak ditimpa cahaya matahari lagi, demikian pula sebaliknya. Minyak lampu itu sendiri karena jernihnya dan baik mutunya hampir-hampir bercahaya, walaupun belum disentuh api, apalagi kalau sudah menyala tentulah cahaya yang ditimbulkannya akan berlipat ganda. Di samping cahaya lampu itu sendiri yang amat cemerlang, cahaya itu juga dipantulkan oleh tempat letaknya, maka cahaya yang dipantulkan lampu itu menjadi berlipat ganda. Demikianlah perumpamaan bagi cahaya Allah meskipun amat jauh perbedaan antara cahaya Allah dan cahaya yang dijadikan perumpamaan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya untuk mendapat cahaya itu sehingga dia selalu menempuh jalan yang lurus yang menyampaikannya kepada cita-citanya yang baik dan selalu bertindak bijaksana dalam menghadapi berbagai macam persoalan dalam hidupnya. Berbahagialah orang yang mendapat pancaran Nur Ilahi itu, karena dia telah mempunyai pedoman yang tepat yang tidak akan membawanya kepada hal-hal yang tidak benar dan menyesatkan. Untuk memperoleh Nur Ilahi itu seseorang harus benar-benar beriman dan taat kepada perintah Allah serta menjauhi segala perbuatan maksiat. Imam Syafi'i pernah bertanya kepada gurunya yang bernama Waki' tentang hafalannya yang tidak pernah mantap dan cepat lupa, maka gurunya itu menasehatinya supaya ia menjauhi segala perbuatan maksiat, karena ilmu itu adalah Nur Ilahi, dan Nur Ilahi itu tidak akan diberikan kepada orang yang berbuat maksiat. Seperti dalam syair di bawah ini Aku mengadu kepada Waki' tentang buruknya hafalanku, Lalu ia menasihatiku agar meninggalkan kemaksiatan. Ia memberitahuku bahwa ilmu itu adalah cahaya, Dan Cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang berbuat maksiat. Yahya bin Salam pernah berkata, "Hati seorang mukmin dapat mengetahui mana yang benar sebelum diterangkan kepadanya, karena hatinya itu selalu sesuai dengan kebenaran." Inilah yang dimaksud dengan sabda Rasulullah saw. Berhati-hatilah terhadap firasat orang mukmin, karena ia melihat dengan Nur Allah. Riwayat al-Bukhari dalam kitab at-Tarikh al-Kabir dari Abu Sa'id al-Khudri Tentu saja yang dimaksud dengan orang mukmin di sini ialah orang-orang yang benar beriman dan bertakwa kepada Allah dengan sepenuhnya. Ibnu 'Abbas berkata tentang ayat ini, "Inilah contoh bagi Nur Allah dan petunjuk-Nya yang berada dalam hati orang mukmin. Jika minyak lampu dapat bercahaya sendiri sebelum disentuh api, dan bila disentuh oleh api bertambah cemerlang cahayanya, maka seperti itu pula hati orang mukmin, dia selalu mendapat petunjuk dalam tindakannya sebelum dia diberi ilmu. Apabila dia diberi ilmu, akan bertambahlah keyakinannya, dan bertambah pula cahaya dalam hatinya. Demikianlah Allah memberikan perumpamaan kepada manusia tentang Nur-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."
۞ ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشْكَوٰةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ ٱلْمِصْبَاحُ فِى زُجَاجَةٍ ۖ ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّىٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىٓءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَٰلَ لِلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ Arab-Latin Allāhu nụrus-samāwāti wal-arḍ, maṡalu nụrihī kamisykātin fīhā miṣbāḥ, al-miṣbāḥu fī zujājah, az-zujājatu ka`annahā kaukabun durriyyuy yụqadu min syajaratim mubārakatin zaitụnatil lā syarqiyyatiw wa lā garbiyyatiy yakādu zaituhā yuḍī`u walau lam tamsas-hu nār, nụrun 'alā nụr, yahdillāhu linụrihī may yasyā`, wa yaḍribullāhul-amṡāla lin-nās, wallāhu bikulli syai`in 'alīmArtinya Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala di atas merupakan Surat An-Nur Ayat 35 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam hikmah penting dari ayat ini. Terdokumentasikan aneka ragam penjelasan dari para ulama berkaitan isi surat An-Nur ayat 35, misalnya seperti tercantum📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaAllah adalah cahaya langit dan bumi, Dia mengatur urusan pada keduanya, dan memberikan petunjuk bagi para penghuni keduanya. Dia adalah cahaya, dan penutupNya adalah cahaya, dengan itu langit dan bumi serta apa yang ada di keduanya terang bersinar. Dan Kitabullah dan hidayahNya merupakan cahaya dari Allah, seandainya bukan karena cahaya Allah, niscaya kegelapan-kegelapan akan bertumpuk-tumpuk, sebagiannya berada di atas sebagian yang lain. Dan perumpamaan cahayaNya yang Dia memandu manusia kepadanya, yaitu iman dan al-Qur’an yang berada di dalam hati seorang Mukmin, adalah seperti tempat lampu, yaitu lubang tidak tembus yang ada di dinding, padanya terdapat pelita cahaya. Lubang tersebut memagari pancaran sinarnya, sehingga tidak memancar kemana-mana. Pelita cahaya itu terdapat di dalam kaca, yang dikarenakan amat bening, seakan-akan tampak seperti bintang bercahaya layaknya sebuah mutiara. Cahaya pelita itu dinyalakan dengan minyak pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun, yang tidak tumbuh di arah timur saja sehingga tidak terkena cahaya matahari di sore hari, juga tidak tumbuh di arah barat saja sehingga tidak terpancari sinar matahari di pagi hari. Akan tetapi, ia berada ditempat pertengahan di satu dataran di bumi, tidak condong ke timur, dan tidak condong ke arah barat. Minyaknya, lantaran kemurniannya, bercahaya sendiri sebelum disulut nyala api. Ketika telah disulut nyala api, maka akan memancarkan cahaya yang terang-benderang. Cahaya di atas cahaya. Yaitu cahaya dari pancaran minyak itu sendiri ditambah dengan cahaya nyala api. Itulah perumpamaan hidayah, menyinari hati seorang Mukmin. Aalh memberikan hidayah dan taufik kepada orang-orang yang Dia kehendaki untuk mengikuti al-Qur’an. Dan Allah mengadakan perumpamaan-perumpamaan bagi manusia supaya mereka mau memikirkan tentang perumpamaan dan hokum dariNya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang samar bagiNya.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram35. Allah adalah cahaya langit dan bumi, pemberi petunjuk kepada semua makhluk yang tinggal pada keduanya. Perumpamaan cahaya Allah dalam hati seorang mukmin adalah seperti satu lubang yang tak tembus di suatu dinding,yang di dalamnya ada pelita. Pelita itu ditempatkan dalam kaca bening seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak yang berasal dari pohon yang berkah, yaitu pohon zaitun yang tumbuh di tempat yang tidak dihalangi oleh sesuatupun dari sinar matahari, baik di pagi atau sore hari. Lantaran kemurnian minyaknya, maka ia hampir saja bercahaya dan menerangi walaupun tidak disentuh api, lalu bagaimana bila disentuh oleh api?! Cahaya lampu berada dalam cahaya kaca cahaya yang berlapis-lapis. Beginilah perumpamaan hati seorang mukmin bila di dalamnya bersinar cahaya petunjuk. Allah membimbing kepada cahaya-Nya, yaitu Al-Qur`ān, siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya. Dan Allah menjelaskan banyak perkara dengan membuat perumpamaan-perumpamaan. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari-Nya.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah35. Allah adalah pemberi petunjuk bagi para penghuni langit dan bumi. Perumpamaan petunjuk keumanan dan al-Qur’an dalam hati orang-orang beriman seperti ruang di dinding yang di dalamnya terdapat lampu yang meneranginya, dan lampu ini terdapat di dalam kaca yang seperti bintang yang bersinar layaknya mutiara. Lampu ini dinyalakan terus menerus dengan minyak murni yang keluar dari pohon zaitun yang diberkahi yang tidak tumbuh di timur sehingga tidak tertimpa sinar matahari pada sore hari, tidak pula tumbuh di barat sehingga terhalang dari sinar matahari pada pagi hari; oleh sebab itu pohon tersebut menghasilkan minyak yang paling berkualitas, kejernihannya menjadikannya hampir bersinar dengan sendirinya tanpa harus dinyalakan dengan api; dan jika dinyalakan dengan api, maka cahayanya berada di atas sinarnya sendiri, inilah cahaya di atas cahaya karena memiliki banyak sebab penimbul cahaya. Demikianlah perumpamaan keimanan dan al-Qur’an yang berkumpul di hati orang beriman; Allah memberi petunjuk kepada cahaya ini bagi hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Allah menjelaskan berbagai perumpamaan bagi para hamba agar mereka mengambil ibrah. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, tidak ada yang tersembunyi dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah35. اللهُ نُورُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ ۚ Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi Makna النور yakni cahaya, yaitu yang menjadikan suatu benda menjadi terlihat karena pantulan cahaya yang mengenai benda tersebut dan ditangkap oleh mata. Allah menjadikan langit dan bumi bersinar dengan keistiqamahan penghuni keduanya dan dengan kesempurnaan pengaturan Allah dan hidayah-Nya. مَثَلُ نُورِهِۦPerumpamaan cahaya Allah Yakni cahaya yang berasal dari-Nya dan cahaya yang Dia jadikan di hati setiap hamba-Nya yang beriman. كَمِشْكَوٰةٍseperti sebuah lubang yang tak tembus Makna المشكاة adalah celah di dinding yang tidak tembus ke sisi sebelahnya yang dipakai untuk meletakkan lentera, celah ini digunakan agar cahaya dari lentera dan semisalnya dapat lebih kuat. فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ yang di dalamnya ada pelita besar Yakni lentera. الْمِصْبَاحُ فِى زُجَاجَةٍ ۖ Pelita itu di dalam kaca Sehingga lentera itu dapat lebih terang cahayanya. الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّىٌّdan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara Yakni menyerupai mutiara. Menurut Dhahhak yang dimaksud dengan كوكب دري adalah planet Venus. يُوقَدُyang dinyalakan Yakni lentera itu dinyalakan. مِن شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُونَةٍdengan minyak dari pohon yang berkahnya, yaitu pohon zaitun Terdapat pendapat mengatakan bagian dari keberkahan pohon ini adalah buahnya dapat dipakai sebagai lauk, minyak, penyamakan kulit, dan bahan bakar, dan tidak ada bagian pohon pun yang tidak memiliki manfaat. لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍyang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya Yakni yang tidak terhalang dari cahaya matahari baik itu di waktu matahari terbit maupun tenggelam. يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىٓءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api Hal ini karena kemurniannya. Ibnu Abbas berkata maksud dari ayat ini adalah minyak yang jernih seakan-akan mengeluarkan cahaya sebelum dinyalakan dengan api, dan jika telah dinyalakan minyak itu akan bertambah terang cahayanya. Begitu pula hati seorang mukmin yang beramal dengan tuntunan hidayah sebelum ia memperoleh ilmu, dan jika ia telah mendapat ilmu maka hidayahnya akan semakin bertambah dan cahayanya akan semakin terang. نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ Cahaya di atas cahaya Pelita itu mengeluarkan cahaya, kaca mengeluarkan cahaya, dan celah di dinding memantulkan cahaya. وَيَضْرِبُ اللهُ الْأَمْثٰلَ لِلنَّاسِ ۗ dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia Yakni Allah menjelaskan segala sesuatu dengan hal yang serupa dengannya untuk lebih memudahkan pemahaman.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 . { ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ } "Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi" Ketika para ahli qur'an duduk bermajlis dengan al-Qur'an mereka, dan menyibukkan diri dengan ayat-ayat Allah yang mulia. Sesungguhnya pada hakikatnya mereka sedang menyampaikan ruh-ruh mereka dengan tali Allah, dan menghubungkannya lampu hati hati mereka dengan sumber cahaya yang paling agung, maka ketika itu mereka sedang mengharapkan cahaya kepada sang pemilik cahaya yang tiada tandingan dan bandingnya. 2 . Tidakkah kamu bertanya dan mencari tahu tentang dirimu ketika ia merasakan suatu kegelapan, apa yang menghalanginya dari dari cahaya mulia yang menerangi seluruh alam?! { وَمَن لَّمْ يَجْعَلِ ٱللَّهُ لَهُۥ نُورًا فَمَا لَهُۥ مِن نُّورٍ } "dan barangsiapa yang tiada diberi cahaya petunjuk oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun" An-Nur 40 3 . Pada firman Allah { ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ } "Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara" Allah menyerupakan pelita dengan bintang-bintang, dan tidak menyerupakannya dengan matahari atau bulan, karena matahari dan bulan diikuti oleh gerhana, sedangkan bintang-bintang tidak demikian. 4 . { يَهْدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُ } "Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki" Betapa banyak manusia diharamkan bagi dirinya cahaya ini, padahal mereka lebih cerdas dari kalian, lebih cermat, lebih kaya, dan lebih kuat, maka tetaplah kalian berada dalam terangnya cahaya ini sampai datannga hari kebangkitan bersama orang-orang yang tidak akan padaham cahaya mereka atas karunia Allah.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah35. Allah adalah Dzat yang menerangi langit, bumi dan penghuninya. Dan seluruh alam itu diberi petunjuk ddengan cahayaNya. Gambaran cahayaNya yang menakjubkan yang digunakan untuk menerangi hati orang-orang mukmin sehingga mereka ditunjukkan menuju kebenaran dan hidayah itu seperti lubang kecil pada dinding yang tidak memiliki jendela yaitu seperti suatu energi yang mengumpulkan cahaya dan merefleksikannya. Di dalamnya terdapat lampu yang berkilauan. Lampu itu berada dalam kaca bening kristal. Kaca dan cahaya itu di dalamnya seakan-akan seperti bintang yang bersinar terang benderang. Ad-Durriyyu berasal dari kata Ad-Durru yang merupakan salah satu jenis batu mulia. Lampu itu dinyalakan lampu menggunakan minyak dari pohon yang diberkahi yaitu pohon zaitun yang terpapar sinar matahari sepanjang siang karena pohon itu berada di tengah antara arah timur dan barat sehingga menjadikan minyaknya menjadi minyat terbaik di antara minyak lainnya. Hampir minyaknya itu menerangi dirinya sendiri tanpa api untuk meneranginya dan memantulkan cahaya untuknya. Cahaya di atas cahaya. Penerangan itu cahaya, lampu itu cahaya, dan kilauan minyak itu juga cahaya, sehingga pancarannya saling menyempurnakan. Allah selalu mengawasi Al-Qur’anNya dan menjelaskan berbagai perumpamaan untuk manusia untuk lebih membuat paham mereka, supaya mereka mau mengambil pelajaran lalu beriman. Allah adalah Dzat yang Maha Mengetahui setiap sesuatu. Tidak ada yang tersembunyi dariNya. Di dalamnya terdapat janji dan peringatan. Janji baik bagi orang yang mengambil pelajaran dari hal itu dan peringatan bagi orang yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahAllah pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahayaNya seperti sebuah lubang yang tidak tembus} seperti lubang pada dinding yang tidak bisa ditembus {yang di dalamnya ada pelita} pelita {Pelita itu di dalam tabung kaca. Tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilau seperti mutiara} berkilau seperti mutiara karena kemurian dan keindahannya {yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun} pelita itu menghasilkan cahayanya dari minyak pohon yang diberkahi yaitu pohon zaitun {yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat} tidak di bagian timur sehingga tidak terkena sinar matahari ketika terbenam, dan tidak pula di barat sehingga tidak terkena sinar matahari ketika terbit, namun pohon itu tumbuh di tengah-tengaah sehingga terkena matahari sepanjang siang, sehingga minyaknya murni dan berkilau {yang minyaknya hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya. Allah memberi petunjuk menuju cahayaNya kepada orang yang Dia kehendaki. Dan Allah membuat} menjelaskan {perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H35 “Allah pemberi cahaya kepada langit dan bumi,” yang inderawi dan non inderawi. Demikian itu, karena Dzat Allah sendiri adalah cahaya, tiraiNya merupakan cahaya, bila Allah menyingkapnya, niscaya pancaran sinar wajahNya akan membakar makhluk-makhluk sejauh pandangan mataNya memandang. Dengan cahaya Nya, maka Arasy, al-kursi, matahari dan bulan bercahaya. Surga menjadi terang dengan cahaNya. Begitu pula [cahaya] yang non inderawi yang kembali bersumber kepada Allah. kitabNya adalah cahaya, syariatNya adalah cahaya, iman dan ma’rifah yang ada di dalam hati para rasul dan para hambaNYa yang beriman adalah cahaya. Sekiranya tidak ada cahaya Allah, maka kegelapan-kegelapan akan bertumpuk-tumpuk. Oleh karena itu, semua tempat yang kehilangan cahayaNya, maka disanalah kegelapan dan pemasungan. “perumpamaan cahaya Allah,” yang memadu kepadaNya; yaitu cahaya iman dan al-qur’an dalam hati orang-orang Mukmin “seperti sebuah lubang yang tak tembus,” lumbang dinding “yang di dalamnya ada pelita besar,” karena lubang dinding menghimpun cahaya dari lampu sehingga tidak tercerai-berai, membias. Hal itu karena “pelita itu didalam kaca, dan kaca itu,” lantaran kejernihan dan keindahannya “seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara,” maksudnya bersinar seperti batu mutiara “yang dinyalakan” lampu tersebut yang terdapat di dalam kaca yang bening dinyalakan “dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun,” maksudnya dinyalakan dengan minyak zaitun yang cahayanya merupakan cahaya yang paling cemerlang “tidak disebelah timur sesuatu,” saja, hingga tidak terkena pancaran matahari di akhir siang “tidak pula disebelah barat nya,” saja, hingga tidak terkena matahari [di permulaan] siang. Bila dua kondisi tersebut tidak ada, maka ia berada ditengah dari bumi, seperti zaitun dari wilayah syam, yang terkenal matahari pada permulaan siang dan penghujungnya, sehingga bertambah baik dan bagus serta berdampak pada perolehan minyaknya yang lebih jernih. Karena itu, Allah mengatakan, “yang minyaknya saja hampir-hampir,” karena kejernihannya “menerangi, walalupun tidak disentuh api,” lalu bila terkenal api, amaka akan semakin menerangi. “cahaya diatas cahaya berlapis-lapis,” cahaya dari api dan cahaya dari minyak. Sisi persamaan dari permisalan ini yang mana Allah memisalkan dan menerapkannya pada keadaan seorang Mukmin yang aman cahaya Allah yang berada dalam hatinya, bahwasannya fitrah Mukmin itu yang mana dia diciptakan dalam bentuknya adalah seperti kedudukan minyak yang sangat jernih. Fitrah Mukmin itu jernih, telah siap untuk menerima ajaran-ajaran ilahi dan amal yang disyariatkan. Lalu, apabila ilmu dan iman telah menembus hatinya, maka cahaya yang ada dalam hatinya akan menyala sebagimana nyala api di lentera yang ada didalam lampu tersebut. Hatinya jenih dari tujuan jelek dan pemahaman yang jelek tentang Allah. Bila keimanan telah sampai kepadanya, niscaya akan menyinari dengan pancaran yang besar karena sterilitasnya dari kotoran-kotoran. Hal ini ibarat beningnya kaca yang bersinar, sehingga akan terkumpullah padanya cahaya fitrah, cahaya iman, cahaya ilmu dan beningnya ma’rifah, cahaya diatas cahaya yang lain. Tatkala ini berasal dari cahaya Allah, sementara tidak setiap orang pantas menerimanya, maka Allah berfirman, ”Allah membimbing siapa yang Dia kehendaki kepada cahayaNya,” dari orang-orang yang diketahui kesucian dan kebersihannya, dia bersih dan tumbuh bersamaNya. “dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia,” supaya mereka berpikir dan dapat memahami, sebagai cerminan kelembutan dari Allah dan kebaiakanNya kepada mereka, supaya semakin jelas kebenaran dari kebatilan. Karena permisalan-permisalan dapat mendekatkan makna yang masih abstark kepada makna yang dapat dicerna panca indera. Sehingga para hamba mengerahuinya dengan sejelas-jelasnya. ”dan Allah MahaMengetahui segala sesuatu,” ilmunya mencakup segala sesuatu, supaya kalian mengetahui bahwa permisalan yang dipaparkan adalah permisalah oleh Dzat yang mengetahui hakikat-hakikat permasalahan dan perinciannya, dan itu merupakan kemaslahatan bagi para hamba. Maka hendaknya kesibukan kalian diungkapkan dengan cara menghayati dan selalu berhubungan dengannya, bukan dengan cara berpaling dan menentangnya. Karena sesungguhnya Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahuinya. Tatkala cahaya iman dan al-qur’an itu, kebanyakan faktor-faktornya teraih didalam masjid, maka Allah menyebutkannya guna mengangkat arti pentingnya.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, An-Nur ayat 35 Dia menyinari langit dan bumi baik secara hissiy konkrit maupun maknawi abstrak. Yang demikian karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala pada Zat-Nya bercahaya dan hijab-Nya –yang jika bukan karena kelembutan-Nya tentu cahaya zat-Nya akan membakar semua makhluk-Nya- juga cahaya. Dengan cahaya itu Arsy dan Kursi bersinar, demikian pula matahari dan bulan serta cahaya dapat bersinar, dan dengannya pula surga bersinar. Dia juga yang memberikan cahaya secara maknawi, kitab-Nya bercahaya, syariat-Nya bercahaya, iman dan ma’rifat mengenal Allah di hati para rasul dan hamba-hamba-Nya adalah cahaya. Jika tidak ada cahaya-Nya, tentu yang ada kegelapan di atas kegelapan. Oleh karena itulah, setiap tempat yang tidak mendapatkan cahaya-Nya, maka jadi gelap. Yang menunjukkan kepada-Nya, yaitu cahaya iman dan Al Qur’an yang ada di hati seorang muslim. Yang dimaksud lubang yang tidak tembus misykat ialah suatu lobang di dinding rumah yang tidak tembus sampai ke sebelahnya, biasanya digunakan untuk tempat lampu, atau barang-barang lain. Karena bersih dan indahnya. Maksudnya, pohon zaitun itu tumbuh di puncak bukit, ia mendapat sinar matahari baik di waktu matahari terbit maupun di waktu matahari akan terbenam, sehingga pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik. Jika tersentuh api, tentu sinarnya lebih terang lagi. Cahaya dari apinya dan cahaya dari minyaknya. Menurut Syaikh As Sadiy, inti pada perumpamaan yang dibuat Allah ini dan prakteknya pada keadaan orang mukmin dan pada cahaya Allah di hatinya adalah bahwa fitrah-Nya yang manusia diciptakan di atasnya seperti minyak yang bersih. Fitrahnya bersih dan siap menerima pengajaran dari Allah serta mengamalkannya. Jika ilmu sampai kepadanya, maka menyala cahaya yang ada di hatinya seperti halnya sumbu yang menyala di dalam lampu itu, hatinya bersih dari maksud yang buruk dan paham yang buruk. Apabila iman sampai kepadanya, maka akan bersinar lagi hatinya dengan sinar yang terang karena bersih dari kotoran, dan hal itu seperti bersihnya kaca yang berkilau, sehingga berkumpullah cahaya fitrah, cahaya iman, cahaya ilmu, dan bersihnya ma’rifat mengenal Allah, sehingga cahaya tersebut di atas cahaya. Oleh karena cahaya tersebut berasal dari Allah Ta’ala, dan tidak setiap orang berhak mendapatkannya, maka Allah menerangkan bahwa Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, di mana Dia mengetahui kebersihan dan kesucian dirinya. Agar mereka dapat lebih memahami sebagai kelembutan dan ihsan dari-Nya kepada mereka, dan agar kebenaran semakin jelas. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Oleh karena itu, hendaklah kamu mengetahui bahwa perumpamaan itu adalah perumpamaan dari yang mengetahui hakikat segala sesuatu dan rinciannya, dan bahwa perumpamaan itu adalah untuk maslahat bagi hamba. Oleh karena itu, hendaknya kesibukanmu adalah memikirkannya dan memahaminya, tidak malah membantahnya dan mempertentangkannya, karena Dia mengetahui sedangkan kamu tidak dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nur Ayat 35Allah adalah pemberi cahaya, karenanya dia menurunkan Al-Qur'an untuk menjadi cahaya bagi kehidupan manusia. Allah adalah pemberi cahaya pada langit dan bumi, baik cahaya material yang kasat mata maupun cahaya immaterial seperti keimanan, pengetahuan, dan lainnya. Perumpamaan kecerlangan cahaya-Nya yang menerangi hati orang-orang mukmin seperti sebuah lubang yang tidak tembus sehingga tidak diterpa angin yang dapat memadamkan cahaya, dan membantu mengumpulkan cahaya lalu memantulkannya; yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun, yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, sehingga pohon itu selalu mendapat sinar matahari sepanjang hari. Kejernihan minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya, berlapis-lapis; pelita adalah cahaya, demikian pula kaca dan minyak yang begitu jernih, sehingga sempurnalah sinarnya. Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang dia kehendaki, yaitu siapa saja yang mengikuti petunjuk Al-Qur'an, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia agar mereka mudah memahami kandungannya dan mengambil pela-jaran darinya hingga akhirnya mau beriman. Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu; tidak ada sedikit pun yang tersembunyi dari-Nya. 36. Cahaya itu Allah pancarkan di langit dan bumi, seperti disebutkan dalam ayat sebelumnya. Namun, tidak semua orang dapat meraih cahaya itu. Cahaya itu di rumah-rumah ibadah yang di sana telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya; di sana bertasbih-lah orang-orang yang menyucikan nama-Nya melalui berbagai ibadah, seperti azan, salat, dan tilawah Al-Qur'an, pada waktu pagi dan petang, .Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah berbagai penjelasan dari banyak pakar tafsir mengenai makna dan arti surat An-Nur ayat 35 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa manfaat bagi kita. Sokong kemajuan kami dengan memberi backlink ke halaman ini atau ke halaman depan
kelebihan surah an nur ayat 35